Rabu, 12 Juni 2013

laporan buta warna

LAPORAN RESMI PRAKTIKUM GENETIKA
“BUTA WARNA”



Disusun Oleh:
Annisah Latifatun Hasanah
10304241012
Pendidikan Biologi Subsidi



JURUSAN PENDIDIKAN BIOLOGI
FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM
UNIVERSITAS NEGERI YOGYAKARTA
2012

BUTA WARNA

A.    TUJUAN
Mengetahui cara melakukan pengujian buta warna

B.    DASAR TEORI
Buta warna adalah suatu kelainan yang disebabkan ketidakmampuan sel-sel kerucut mata untuk menangkap suatu spektrum warna tertentu akibat faktor genetis sehingga penderita butawarna tidak mampu membedakan warna- warna dasar tertentu.
Buta warna merupakan kelainan genetik / bawaan yang diturunkan dari orang tua kepada anaknya, kelainan ini sering juga disebut  sex linked, karena kelainan ini dibawa oleh kromosom X. Artinya kromosom Y tidak membawa faktor buta warna. Hal inilah yang membedakan antara penderita buta warna pada laki dan wanita. Seorang wanita terdapat istilah 'pembawa sifat' hal ini menujukkan ada satu kromosom X yang membawa sifat buta warna. Wanita dengan pembawa sifat, secara fisik tidak mengalami kelalinan buta warna sebagaimana wanita normal pada umumnya. Tetapi wanita dengan pembawa sifat berpotensi menurunkan faktor buta warna kepada anaknya kelak. Apabila pada kedua kromosom X mengandung faktor buta warna maka seorang wanita tsb menderita buta warna.
Retina mata memiliki hampir tujuh juta sel fotoreseptor yang terdiri dari dua jenis sel yaitu sel batang dan sel kerucut yang terkonsentrasi di bagian tengahnya yang disebut makula. Sel batang sangat sensitif terhadap cahaya, dan dapat menangkap cahaya yang lemah seperti cahaya daribintang di malam hari, tetapi sel itu tidak dapat membedakan warna. Berkat sel batang kita dapat melihat hal-hal di sekitar kita di malam hari, tetapi hanya dalam nuansa hitam, abu-abu, danputih. Sel kerucut dapat melihat detail obyek lebih rinci dan membedakan warna tetapi hanyabereaksi terhadap cahaya terang. Kedua jenis sel tersebut berfungsi saling melengkapi sehinggakita bisa memiliki penglihatan yang tajam, rinci, dan beraneka warna.Ada tiga jenis sel kerucut pada retina. Mereka masing-masing berisi pigmen visual (opsin) yangberbeda sehingga bereaksi terhadap panjang gelombang cahaya yang berbeda : merah, hijaudan biru. Sel kerucut menangkap gelombang cahaya sesuai dengan pigmen masing-masing danmeneruskannya dalam bentuk sinyal transmisi listrik ke otak. Otak kemudian mengolah danmenggabungkan sinyal warna merah, hijau dan biru dari retina ke tayangan warna tertentu.Karena perbedaan intensitas dari masing-masing warna pokok tersebut, kita dapat membedakan jutaan warna. Gangguan penerimaan cahaya pada satu jenis atau lebih sel kerucut di retinaberdampak langsung pada persepsi warna di otak. Seseorang yang buta warna memiliki cacatatau kekurangan satu atau lebih jenis sel kerucut.
Saraf sel di retina terdiri atas sel batang yang peka terhadap hitam dan putih, serta sel kerucut yang peka terhadap warna lainnya. Buta warna terjadi ketika syaraf reseptor cahaya di retina mengalami perubahan, terutama sel kerucut.
Buta warna sendiri dapat diklasifikasikan menjadi 3 jenis yaitu trikromasi, dikromasi dan monokromasi. Buta warna jenis trikomasi adalah perubahan sensitifitas warna dari satu jenis atau lebih sel kerucut. Ada tiga macam trikomasi yaitu:
•    Protanomali yang apabila yang rusak / lemah adalah bagian mata yang sensitif  warna merah,
•    Deuteromali yaitu apabila yang rusak / lemah adalah bagian mata yang sensitif terhadap warna hijau 
•    Tritanomali (low blue) yaitu apabila yang rusak / lemah adalah bagian mata yang sensitif terhadap  warna biru.
Jenis buta warna inilah yang paling sering dialami dibandingkan jenis buta warna lainnya. Dikromasi merupakan tidak adanya satu dari 3 jenis sel kerucut, tediri dari:
•    protanopia yaitu tidak adanya sel kerucut warna merah sehingga kecerahan warna merah dan perpaduannya berkurang,
•    deuteranopia yaitu tidak adanya sel kerujut yang peka terhadap hijau, dan
•    tritanopia untuk warna biru.
Sedangkan monokromasi ditandai dengan hilangnya atau berkurangnya semua penglihatan warna, sehingga yang terlihat hanya putih dan hitam pada jenis typical dan sedikt warna pada jenis atypical. Jenis buta warna ini prevalensinya sangat jarang.
Dalam golongan yang besar dalam masalah buta warna terdapat dua golongan , yakni :
1.    Buta warna total
Adalah suatu kondisi dimana seseorang tidak dapat melihat warna sama sekali . Cacat tersebut dinamakan buta warna total . Penderita tidak dapat membedakan wrana – warna yang dilihatnya . Hal in disebabkan karena dalam retina tidak terdapat conus , yang ada hanya basiles saja yang berfungsi membedakan gelap dan terang saja . Variasi dari buta warna yang dibawa sejak lahir cukup nyata , yaitu akromatisme kebutaan warna total dimana semua warna dilihat sebagai tingkatan warna abu – abu, dan juga diakromatisme kebutaan campuran dimana tidak mampu membedakan warna – wrana merah dan hijau.
2.    Buta warna partial
Disebabkan karena orang tidak mempunyai substansi – substansi warna
Buta warna dapat dites dengan tes Ishihara, dimana lingkaran- lingkaran berwarna yang beberapa diantaranya dirancang agar ada tulisan tertentu yang hanya dapat dilihat atau tidak dapat dilihat oleh penderita buta warna.
C.    ALAT DAN BAHAN
Buku tes butawarna ( Ishihara’s test )

D.    CARA KERJA
1. Menguji kemampuan masing – masing praktikan  membedakan warna dengan menulis apa  yang terlihat pada buku test butawarna pada kolom – kolom yang telah disediakan.
2. Mencocokkan hasil yang anda peroleh dengan angka / gambar yang seharusnya.
3. Menghitung berapa persen kesalahan yang dibuat dalam test tersebut.


E.    HASIL PENGAMATAN

No Gambar    Angka/gambar yang terlihat
1                                            12                              
2                                             8
3                                             5
4                                            29
5                                            74
6                                             7
7                                            45
8                                             2
9                                             2*
10                                         16
11   
12                                         35
13                                         96
14   
        Keterangan: * menunjukkan kesalahan

        Persentase kesalahan: 6,7 % (normal)

F.    PEMBAHASAN
Praktikum kali ini membahas tentang butawarna yang bertujuan untuk mengetahui cara melakukan pengujian buta warna. kemudian masing-masing praktikan diuji buta warna menggunakan buku tersebut. Masing-masing praktikan diuji dengan cara menuliskan apa saja yang praktikan lihat dari gambar-gambar di buku Ishihara’s test tersebut, kemudian mencatatnya di kolom yang tersedia dan memghitung berapa persen kesalahannya.
Buta warna merupakan suatu sifat keturunan yang menyebabkan seseorang tidak dapat membedakan warna-warna dasar tertentu. Selain itu buta warna dapat diartikan sebagai suatu kelainan penglihatan yang disebabkan ketidakmampuan sel-sel kerucut pada retina mata untuk menangkap suatu spektrum warna tertentu sehingga warna objek yang terlihat bukan warna yang sesungguhnya. Pada keadaan normal, terdapat bagian mata yang disebut retina. Retina memiliki dua macam sel yaitu sel batang (rod cells) dan sel kerucut (cone cells) yang peka terhadap cahaya. Sel batang ini lebih peka pada malam hari dan juga warna hitam dan putih. Sedangkan sel kerucut lebih banyak bekerja pada siang hari yang peka terhadap berbagai warna. Sel kerucut ada 3 jenis yang masing masing paling peka terhadap spektrum warna merah, hijau dan biru.
Oleh karena itu, pada orang normal dapat melihat dan membedakan ketiga warna tersebut, gradasi serta perpaduannya pada macam-macam objek, sedangkan pada orang yang buta warna memilki kelemahan untuk melihat salah satu atau lebih warna-warna tersebut dan perpaduannya.
Dalam praktikum ini praktikan menggunakan buku tes buta warna (Ishihara’s test), Tes Ishihara adalah tes buta warna yang dikembangkan oleh Dr. Shinobu Ishihara. Tes ini pertama kali dipublikasi pada tahun 1917 di Jepang. Sejak saat itu, tes ini terus digunakan di seluruh dunia, sampai sekarang. Tes buta warna Ishihara terdiri dari lembaran yang didalamnya terdapat titik-titik dengan berbagai warna dan ukuran. Titik berwarna tersebut disusun sehingga membentuk lingkaran. Warna titik itu dibuat sedemikian rupa sehingga orang buta warna tidak akan melihat perbedaan warna seperti yang dilihat orang normal (pseudo-isochromaticism).

Adapun beberapa contoh dari Ishihara’s test yaitu:

                                                              
Baik normal dan mereka dengan semua jenis defisiensi penglihatan warna membacanya sebagai 12.
                                                                
 Orang yang normal membaca ini sebagai angka tetapi orang yang kekurangan merah-hijau membaca ini sebagai 3. Mereka yang buta warna total tidak bisa membaca angka apapun.
                                                                
 Orang normal membaca ini sebagai 29. Mereka yang kekurangan merah-hijau membaca ini sebagai 70. Mereka yang buta warna total tidak bisa membaca angka apapun.
                                                               
 Orang normal membaca ini sebagai 5. Mayoritas mereka dengan kekurangan penglihatan warna tidak bisa membacanya atau membacanya dengan benar.
                                                           
  Orang normal membaca ini sebagai 3. Mereka yang kekurangan merah-hijau membaca ini sebagai 5. Mereka yang buta warna total tidak bisa membaca angka apapun.
                                                      
Dalam menelusuri garis berkelok-kelok antara dua X, orang yang normal menelusuri sepanjang garis Ungu dan Merah, tetapi pada penderita butawarna protanopia dan protanomalia kuat, hanya garis ungu yang ditelusuri, dan pada penderita protanomalia ringan, kedua baris adalah ditelusuri tetapi garis ngu lebih mudah untuk mengikuti. Sedangkan pada deuteranopia dan deuteranomalia kuat hanya garis merah yang ditelusuri, dan pada penderita deuteranomalia ringan kedua bars ditelusuri tetapi garis merah lebih mudah untuk diikuti.
Berdasarkan hasil praktikum tes buta warna, dapat diketahui bahwa praktikan (saya) tidak menderita buta warna (normal) walaupun ada satu gambar/angka yang salah tebak oleh praktikan yaitu pada nomor gambar ke-9 sebenarnya tidak ada gambar apapun tetapi praktikan menuliskan angka 2 pada gambar tersebut. Awalnya praktikan tidak menemukan gambar apapun pada gambar no ke-9 tersebut tetapi praktikan ragu-ragu sehingga praktikan menuliskan angka 2. Hal itulah yang menyebabkan praktikan memilki persentase kesalahan ketika tes buta warna yaitu sebesar 6,7 %. Tetapi hal itu tidak bisa digunakan sebagi dasar bahwa praktikan (saya) butawarna sehingga praktikan termasuk orang yang normal/tidak butawarna.
Berdasarkan hasil tes buta warna juga dapat dikeathui kemungkinan genotip dan fenotip kedua orang tuanya yaitu:

P        ♀ XCXC        X    ♂ XCY
            Normal             normal
    Gamet            XC                XC, Y

F1            XCXC (♀), normal
                XCY (♂), normal
Berdasarkan bagan silsilah tersebut, apabila perempuan homozigot normal kawin dengan laki-laki normal maka keturunan yang akan diperoleh semuanya normal, yaitu anak perempuan normal homozigot dan anak laki-laki normal. sehingga dapat diketahui pula kemungkinan genotip dari praktikan (saya) yaitu XCXC.
Sampai saat ini belum ada tindakan atau pengobatan yang dapat mengatasi gangguan butawarna ini. Namun pada penderita buta warna ringan dapat di atasi dengan belajar mengasosiasikan warna dengan objek tertentu.

G.    KESIMPULAN
Buta warna merupakan penyakit keturunan yang bersifat genetic dengan sifat gen terangkai kromosomn X. Dan untuk mengetahuinya dapat dilakukan dengan menggunakan buku test butawarna (Ishihara’s test).

H.    DISKUSI
1.    Mungkinkah seorang wanita menderita butawarna? Apapun jawaban anda, bagaimana keturunannya kalau wanita tersebut kawin kawin dengan laki-laki yang butawarna?
Jawab:
Seorang wanita tetap memilki kemungkinan buta warna. Apabila wanita tersebut buta warna dan kawin dengan laki-laki buta warna, maka hampir dapat dipastikan anak tersebut buta warna, apapun jenis kelaminnya. Namun, apabila wanita tersebut heterozigot/carrier, maka sifat tersebut akan muncul pada anak laki-laki dan masih memiliki kemungkinan memiliki kemungkinan mempunyai anak perempuan yang buta warna sebesar 50%.

2.    Mengapa butawarna banyak terdapat pada laki-laki?
Jawab:
Karena buta warna merupakan sifat yang terpaut kelamin, dan dibawa oleh gonosom. Buta warna merupakan salah satu sifat resesif yang menempel pada kromosom x. Karena laki-laki hanya memiliki satu kromosom x, maka bila seorang laki-laki memiliki kromosom x yang resesif, ia akan menunjukkan sifat buta warna. Berbeda dengan perempuan yang mempunyai dua kromosom x. Bila salah satunya memiliki sifat resesif, maka akan ditutupi oleh kromosom x lainnya.

3.    Dapatkah suami isteri yang normal menghasilkan keturunan yang butawarna?
Jawab:
Suami istri yang normal masih mungkin menghasilkan keturunan yang buta warna karena mungkin saja salah satu orang tuanya normal tetapi bersifat carier (pembawa) dan jika keturunan tersebut berjenis kelamin laki-laki. Keturunan yang berjenis kelamin perempuan tidak mungkin menderita buta warna karena memiliki dua buah sepasang kromosom X.

4.    Apabila dua anak bersaudara kandung, laki-laki dan perempuan semuanya butawarna. Bagaimanakah fenotip dan genotip kedua orang tuanya?
Jawab:
Kemungkinan kedua orang tuanya menderita buta warna
P        ♀ XcXc    X    ♂ XcY
            Buta warna        buta warna
Gamet      XC, Xc                Xc, Y

F            XcXc (♀), buta warna
                XcXc (♀), buta warna
                XcY (♂), buta warna
                XcY  (♂), buta warna
atau
Ayah menderita buta warna sedangkan ibu adalah carier (pembawa) sifat buta warna.
P        ♀ XCXc    X    ♂ XcY
                  Normal, carier        buta warna
Gamet          XC, Xc            Xc, Y

F        XCXc (♀), normal carier
                XcXc (♀), buta warna
                XCY (♂), normal
                XcY  (♂), buta warna

5.    Ciri khas pewarisan gen terangkai pada kromosom X adalah Criss-cross inheritance. Apa maksudnya?
Maksudnya adalah perkawinan yang menyilangkan sifat yang dibawa oleh suatu individu jantan atau betina ke keturunan yang berjenis kelamin yang berbeda. Misal suatu sifat yang dibawa oleh individu betina akan diturunkan kepada keturunannya yang berjenis kelamin jantan, atau sebaliknya.


DAFTAR PUSTAKA
Suryo. 1998. Genetika. Gadjah Mada University Press: Yogyakarta.
Susetyo Putra, Nugroho. 1994. Serangga di Sekitar Kita. Kanisius.
White, M. J. D. 1948. Animal Cytology And Evolution. University College, London.
Yatim, W. 1983. Genetika. Tarsito, Bandung.
http://riichaacha.blogspot.com/2012/02/laporan-praktikum-faal-melihat-buta.html  diakses pada jumat, 12 April 2012 pukul 21:45
http://adiralaff.blogspot.com/2009/10/buta-warna.html diakses pada jumat, 12 April 2012 pukul 21:45



2 komentar:

  1. mkasih makalahnya mengenai test laporan buta warna, oya cobain software keren test buta warna berikut ini
    http://www.tanyadok.com/tekno/software-untuk-tes-buta-warna

    BalasHapus
  2. Jual Buku tes buta warna 38 plate original Japan Made, sesuai standar yang digunakan dokter mata di Rumah Sakit Swasta/ Pemerintah maupun yang digunakan oleh team penguji pada saat ujian masuk perguruan tinggi, seleksi penerimaan TNI/ Polri, pelayaran dan sebagainya.
    Buku ini asli diimpor dari Jepang, jangan habiskan uang anda untuk membeli buku ishihara cetakan lokal/ cetakan Indonesia yang pada akhirnya tidak terpakai oleh anda.

    Harga : Rp.3.300.000
    Gratis biaya pengiriman se Indonesia
    Pemesanan Hubungi:
    0818120927 (SMS/CALL)
    021-55733578

    Atau kunjungi toko online kami di www.alatmedis.info

    Terima kasih

    BalasHapus