Kamis, 13 Juni 2013

KEGIATAN 3
MENGUKUR TEKANAN DARAH SISTOLE DAN DIASTOLE
A.    LATAR BELAKANG MASALAH
Tekanan darah sisitole maupun diastole merupakan salah satu indikator parameter fungsi fisiologis terutama untuk manusia. Tekanan darah dapat diukur secara langsung dengan menempatkan alat pengukur pada pembuluh arteri. Pada manusia pengukuran tekanan darah sistole dan diastole dilakukan secara tidak langsung dengan menggunakan sabuk tekan dan sphygmomanometer.

B.    TUJUAN PRAKTIKUM
B.1. Tujuan Kegiatan
    1. Mengukur tekanan darah sistole dan diastole.
B.2. kompetensi Khusus
    1. Dapat melakukan pengukuran tekanan darah sistole dan diastole.
    2. dapat menerangkan faktor-faktor yang mempengaruhi tekanan darah sistole   dan diastole.

C.    DASAR TEORI
Tekanan darah adalah tekanan dari darah terhadp dinding pembuluh darah. Tekanan darah tergantung pada volume darah dalam pembuluh darah dan seberapa mudah pembuluh darah dapat meregang.
Pada saat ventrikel berkontraksi (selama periode sistol), sejumlah darah (volume sekuncup) masuk ke dalam arteri dari ventrikel, sementara itu pada saat yang sama hanya 1/3 volume darah dalam arteri meninggalkan arteri masuk ke arteriol-arteriol. Pada saat ventrikel relaksasi (selama periode diastol), tidaka ada darah yang masuk ke dalam arteri, sementara itu darah masih terus meninggalkan arteri akibat daya elastisitas dinding arteri. Akibatnya tekanan darah dalam arteri akan turun. Tekanan darah maksimum pada arteri pada saat darah dipancarkan ke dalamnya selama periode sistol ventrikel disebut tekanan sistol. Pada manusia tekanan sistol tersebut besarnya berkisar 120 mmHg. Tekanan darah minimum dalam arteri selama periode diastol ventrikel disebut tekanan diastol, yang besarnya pada manusia berkisar 80 mmHg. Tekanan dalam arteri tidak pernah mencapai 0 mmHg sebab kontraksi ventrikel berikutnya akan mengisi lagi arteri dengan darah sebelum semua darah meninggalkan arteri. Umumnya tekanan darah ditentukan oleh: (a) tahana perifer, (b) tekanan jantung, (c) volume darah.
Akibat kontraksi jantung yang terus menerus dan ritmis dalam rangka mensuplai kebutuhan zat-zat yang diperlukan oleh jaringman tubuh, maka timbul tekanan dorongan ke seluruh pembuluh darah terutama arteri. Selain itu, pengaliran darah ke jaringan melalui kapiler diatur oleh otot polos (sphincter) yang terdapat pada arteriole. Apabila jumlah darah yang dipompa oleh jatnung dan yang mengalir ke seluruh jaringan tubuh lewt arteriole, maka tekanan darah di arteri stabil. Akan tetapi jika jumlah darah yang dipompa jantung lebih banyak daripada yang keluar lewat arteriole, maka timbul masalah peningkatan tekanan darah (hipertensi).
Jantung diinervasi (disarafi) oleh saraf otonom yang terdiri atas saraf simpatis dan parasimpatis. Simpatis berperan meningkatkan frekuensi denyut jantung dan kekuatan kontraksi jantung, sedangkan parasimpatis berperan sebaliknya. Dengan demikian rangsangan saraf simpatis akan berakibat meningkatnya tekanan darah dan sebaliknya rangsangan saraf parasimpatis akan menurunkan tekanan darah.
Vaskuler (pembuluh darah) dapat dikategorikan berdasarkan ukurannya sebagai berikut: aorta, arteri, arteriola, kapiler, venula, vena, dan vena cava. Struktur artteri (vena) tersusun atas lapisan endothel, otot polos dan jaringan ikat. Struktur arteriola (venula) tersusun atas lapisan endothel dan otot polos. Struktur kapiler tersusun atas lapisan endothel. Hubungan antara arteriola dan venula disebut anastosome arteriovenula (pembuluh darah shunt). Arteriola sebagai pembuluh darah resistan berfungsi mengatur aliran darah dari arteri ke kapiler. Pertukaran zat-zat yang terlarut dalam cairan darah ke jaringan tubuh dan sebaliknya terjadi melalui kapiler. Keistimewaan pembuluh vena adalah adanya katup-katup terutama pada vena di daerah ekstremitas (anggota badan) yang terdiri atas lapisan semilunaris yang menonjol ke dalam lumen. 

D.    METODE PRAKTIKUM
D.1. Jenis kegiatan: Eksperimen
D.2. Obyek pengamatan: Tekanan darah arteri
D.3. Alat dan Bahan
•    Alat
1.    Tensimeter dengan sabuk tekannya
2.    Stetoskop
•    Bahan
1.    Pergelangan tangan praktikan

D.4. Cara Kerja
1. Melilitkan sabuk tekan yangtelah dilengkapi dengan pompa dan sphygmomanometer (tensimeter) pada lengan atas tepatnya di atas sendi siku.
2. Meletakkan kepala stetoskop di bawah sabuk tekan tepat di atas arteri radialis selanjutnya mendengarkan suara denyut jantung.
3. Memompa sampai sabuk tekan menekan lengan dan suara jantung tidak terdengar lagi
4. Mengendorkan sekrup pengatur pada pompa sedemikian rupa sehingga udara keluar (nggembos) dan memantau suara jantung dengan seksama.
5. Apabila suara jantung terdengar (koroskof), hal itu menunjukkan tekanan sistole.
6. Meneruskan penggembosan dan memonitor terus suara jantung sampai tak terdengar lagi, hal itu menunjukkan takanan diastole.
7. Melakukan pengukuran ini beberapa kali dengan posisi yang berbeda, misalnya dengan duduk  dan berbaring. Pada keadaan biasa dan keadaan segera setelah melakukan aktivitas


E.    HASIL PENGAMATAN
Laki-laki

No
KelompokNamaUmurTekanan Sistole/Diastole
Sebelum kegiatanSetelah Kegiatan
1.2Arif 20100/65110/80
2.2Prajawan19118/70135/70
3.3Udin18130/70140/70
4.4Wisnu19120/70-
5.4Agus17110/70110/60
6.5Bendrata19116/82114/82
7.5Galay21118/80120/80
Total (Σ)812/507729/442
Rata-rata116/72,43121,5/73,67
Standar Deviasi (SD)9,24/6,1613,02/8,52

perempuan

NoKelompokNamaUmurTekanan Sistole/Diastole
Sebelum kegiatanSetelah Kegiatan
1.1Alfiah2290/60100/70
2.1Yuniarti20100/50100/60
3.1Mala20100/60110/90
4.1Nurdiyah19110/70110/70
5.1Asri20100/70110/80
6.1Sicilia20100/60100/70
7.1Dara20110/70110/60
8.2Dwi19100/70110/80
9.2Susanti20100/60110/70
10.2Harini21100/80110/90
11.2Ika2090/70100/90
12.2Anisyah20100/70120/90
13.2Anisah1990/70100/70
14.2Rosiana20120/90120/90
15.2Wulan100/70110/80
16.3Mekar19100/60120/70
17.3Prima20100/80120/70
18.3Ningsih19100/60120/60
19.3Anjas18100/70110/60
20.3Nazula20110/60120/70
21.4Iffa20110/70-
22.4Dini20120/70-
23.4Mita19120/70-
24.4Izza18115/70-
25.4Ecti20120/70-
26.5Imas18100/8090/62
27.5Bestra20115/7292/58
28.5Erlita19100/74100/70
29.5Putri19110/60110/60
30.5Ria20110/6094/60
Total (Σ)3140/20462597/1800
Rata-rata104,6667/68,2103,88/72
Standar Deviasi (SD)8,89918/8,14269321,45212/11,19524
 F.    PEMBAHASAN
Pada praktikum kali ini membahas tentang mengukur tekanan darah systole dan diastole. Alat yang digunakan berupa tensimeter (sphygmomanometer) dan stetoskop. Pertama-tama  yang dilakukan adalah melilitkan sabuk tekan tensimeter pada lengan sebelah kanan. Kemudian meletakkan kepala stetoskop di bawah Sabuk tekan tepat di atas arteri radialis. Sabuk tekan tersebut terhubung dengan pompa udara yang berfungsi memompa sabuk agar menggelembung dan menghambat mengalirnya darah ke lengan. Sedangkan stetoskop digunakan untuk mendengarkan bunyi systole dan diastole. Sebelum dipompa, harus dipastikan terlebih dahulu sekrup pengatur telah tertutup rapat. Ketika sabuk dipompa, bersamaan dengan itu air raksa yang terdapat dalam tensimeter naik. Dan air raksa tersebut yang nantinya akan menunjukkan besar tekanan sistole dan diastole.
Sabuk tekan dipompa sampai menekan lengan dan suara detak jantung tidak terdengar lagi. Setelah itu sedikit demi sedikit sekrup pengatur dikendorkan sedemikian rupa sehingga udara keluar (nggembos).  Pada saat udara keluar, maka akan tedengar bunyi detak jantung pertama kali yang menunjukkan tekanan systole. Penggembosan udara tetap dilanjutkan sampai bunyi detak jantung menghilang. Ketika bunyi detak jantung sudah tidak terdengar lagi maka saat itu merupakan tekanan diastole.
Berdasarkan teori, tekanan darah merupakan tekanan dari darah terhadap dinding pembuluh darah. Tekanan darah tergantung pada volume darah dalam pembuluh darah, dan seberapa mudah pembuluh darah dapat meregang. Pada saat ventrikel berkontraksi (selama periode systole), sejumlah darah (volume sekuncup) masuk ke dalam arteri dari ventrikel, sementara itu pada saat yang sama 1/3 volume darah dalam arteri meninggalkan arteri masuk ke arteriol-arteriol. Pada saat ventrikel relaksasi (selama periode diastole), tidak ada darah yang masuk ke dalam arteri, sementara itu darah masih terus meninggalkan arteri akibat daya elastisitas dinding arteri. Akibatnya tekanan darah dalam arteri akan turun. Tekanan darah maksimum pada arteri pada saat darah dipancarkan ke dalamnya selama periode sistote ventrikel, disebut tekanan systole. Pada manusia tekanan systole tersebut besarnya bekisar 120 mmHg. Tekanan darah minimum dalam arteri selama periode diastole ventrikel disebut tekanan diastole, yang besarnya pada manusia berkisar 80 mmHg. 
Pada praktikum tekanan systole dan diastole dilakukan 2 kali. Pertama, sabelum melakukan aktivitas dan yang kedua setelah melakukan aktivitas, misalnya lari-lari atau naik turun tangga. Berdasarkan data yang diperoleh dapat diketahui rata-rata tekanan sistole dan diastole untuk laki-laki sebelum kegiatan 116/72 mmHg dan sesudah kegiatan 122/74 mmHg sedangkan rata-rata tekan sistole dan diastole untuk perempuan 105/68 sebelum kegiatan dan 108/72 sesudah kegiatan. Hal ini menunjukkan adanya peningkatan tekanan sistol dan diastol setelah melakukan aktivitas karena tubuh memerlukan zat-zat makanan untuk menghasilkan energi ATP yang lebih banyak sebagai konsekuensi dari tubuh melakukan aktivitas. Sehingga dengan adanya peningkatan tekanan darah sistole diastole maka darah yang dialirkan ke seluruh tubuh menjadi lebih banyak.
Untuk mengetahui apakah terdapat perbedaan tekanan sistole diastole secra nyata antara sebelum kegiatan dan sebelum kegiatan dapat dilakukan analisis lebih lanjut terkait pengaruh aktivitas terhadap tekanan darah sistole diastole seseorang. Dengan catatan dalam menganalisis praktikan hasil pengamatan antara tekanan sistole sebelum dan sesudah kegiatan dipisah dengan tekanan diastole sebelum dan sesudah kegiatan agar lebih mudah. Selain itu, data yang dianalasis hanya tekanan sistole diastole yang ada sebelum dan sesudah kegiatan.
Hasil analisis untuk tekanan systole dan diastole sebelum dan sesudah kegiatan dapat digambarkan sebagai berikut:
o    Tekanan sistole sebelum dan sesudah kegiatan
Paired DifferencestdfSig. (2-tailed)
MeanStd. DeviationStd. Error Mean95% Confidence Interval of the Difference
LowerUpper
Pair 1Sebelum - Sesudah-5,741910,099401,81391-9,4464-2,0374-3,16630,004
Antara tekanan sistole sebelum dan sesudah kegiatan memilki nilai signifikansi sebesar 0,004. Nilai signifikansi tersebut kurang dari 0,05. Artinya terdapat perbedaan secara nyata atau signifikan antara tekanan sistole diastole sebelum dan sesudah kegiatan.
Sedangkan untuk tekanan diastole sebelum dan sesudah kegiatan hasil analisisnya sebagai berikut.
 
Paired DifferencestdfSig. (2-tailed)
MeanStd. DeviationStd. Error Mean95% Confidence Interval of the Difference
LowerUpper
Pair 1Sebelum – Sesudah-2,966713,257362,42045-7,91701,9837-1,22629,230
Antara tekanan diastole sebelum dan sesudah kegiatan nilai signifikansinya sebesar 0,230. Nilai signikansi tersebut lebih dari 0,05. Dengan demikian, tidak terdapat perbedaan secara nyata tekanan sistole diastole sebelum dan sesudah kegiatan.Beberapa faktor yang mempengaruhi tekanan darah sistole dan diastole yaitu:
1. Aktivitas
Aktivitas akan meningkatkan tekanan darah sistole diastole sebagai adaptasi tubuh terhadap peningkatan aktivitas yang membutuhkan energi lebih banyak.
2. Usia
Semakin tua usia seseorang maka semakin tinggi tekanan darah sistole diastole.
3. Emosi
Semakin tinggi emosi seseorang maka tekanan sistole diastole akan meningkat karena energi yang diperlukan untuk emosi besar.

G.    KESIMPULAN
1. Tekanan darah sistole diastole dapat diukur dengan sphygmomanometer (tenzimeter). Caranya dengan melilitkan sabuk tekan yang dilengkapi pompa pada lengan atas di atas lekukan siku kemudian meletakkan stetoskop pada bawah sabuk tekan selanjutnya mendengarkan suara denyut jantung. Suara jantung yang terdengar menunjukkan tekanan sistole sedangkan suara jantung yang tidak terdengar lagi menunjukkan tekanan darah diastole.
2. Faktor-faktor yang mempengaruhi tekanan darah sistole dan diastole yaitu aktivitas, usia dan emosi.


                                                                   DAFTAR PUSTAKA
Nurcahyo, Heru. 2008. Petunjuk Praktikum Fisiologi Hewan Dasar. Yogyakarta: Jurdik Biologi FMIPA UNY.
Soewolo, M.Pd. 2000. Pengantar Fisiolgi Hewan. Jakarta: Proyek PGSM Depdiknas.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar